Rubah Cara Pikir Kita Tentang Lansia: Jawa Barat Luncurkan Sekolah untuk Wanita Senior



PIKIRAN RAKYAT

– Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghadirkan Sekolah Lansia Perempuan Jawa Barat yang terletak di UPTD Pelatihan Kesehatan (Upelkes) Dinas Kesehatan Jabar, Jalan Pasteur, Kota Bandung.

Pembukaan resmi sekolah itu dilaksanakan pada hari Jumat minggu lalu dengan kehadiran 80 orang peserta dari Majelis Taklim Al Muttaqin Jabar.

Iin Indasari, kepala bidang Peningkatan Kualitas Keluarga dari DP3AKB Jawa Barat, menyatakan bahwa Sekolah Lansia Perempuan berfungsi untuk memperbaiki kualitas kehidupan para lanjut usia sehingga mereka dapat terus merasa bugar, senang, dan otonom. Program ini pun memberikan ilmu serta kemampuan pada partisipannya supaya bisa menghadapi tahapan akhir hayatnya dengan lebih makmur.

“Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama di antara pemerintah, komunitas beragama, serta masyarakat umum guna mendukung pengembangan peranan wanita dan memperkokoh struktur keluarga,” jelas Iin pada hari Senin (12/5/2025).

Program ini akan dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Oktober 2025 dengan frekuensi belajar sebanyak dua kali tiap bulannya, yaitu pada hari Kamis pekan pertama dan ketiga. Peserta harus menyelesaikan total 12 modul pelajaran tersebut.

Sekolah Lansia Perempuan Jabar adalah produk kerjasama antara komunitas Indonesia Ramah Lansia (IRL) Jabar, yang sebelumnya sudah mendirikan beberapa sekolah untuk warga lanjut usia dan mencetak lebih dari ribuan alumni di daerah tersebut.

Rubah sudut pandang kita terhadap orang lanjut usia

Kepala DP3AKB Jawa Barat, Siska Gerfianti, menggarisbawahi kebutuhan untuk merombak persepsi masyarakat tentang lanjut usia. Dia menyatakan bahwa para lansia tidak hanya seharusnya diproteksi, melainkan juga harus dioptimalkan kemampuannya.

“Siswa lanjut usia harus diberikan kesempatan untuk terus berpartisipasi dan berkarya sambil mengembangkan minat mereka,” jelas Siska pada acara launching program tersebut.

Dia menyebutkan bahwa Sekolah Lansia Perempuan bukan hanya tempat pendidikan, melainkan juga wujud penghormatan terhadap hak para lanjut usia dalam terus bertumbuh dan berkembang.

Siska ingin program ini menjadi wadah bagi para lansia guna melanjutkan proses pembelajaran, memperkaya pengetahuan lewat cerita mereka, dan merawat gairah hidupnya meski sudah tua. Dia pun bermimpi bahwa institusi pendidikan tersebut akan jadi area yang mendorong satu sama lain supaya selalu dalam keadaan sehat dan penuh kenyatahan.

Sektor sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah merilis program Nyaah ka Indung dan menetapkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2023 terkait Pelaksanaan Kesejahteraan Lansia Lanjutan Usia. Aturan tersebut mencakup beragam hal untuk meningkatkan kualitas hidup para lanjut usia dalam wilayah mereka.

Jawa Barat adalah provinsi dengan populasi manusia paling besar di tanah air dan sedang berurusan dengan masalah kependudukan semacam pertambahan angka orang tua karena pergantian komposisi warganya.

Menurut data yang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional oleh Badan Pusat Statistik, populasi lanjut usia di Jawa Barat tercatat sebesar 5,6 juta orang atau setara dengan 11,25% dari keseluruhan penduduk. Di antara angka tersebut, lebih dari separuhnya yaitu 51,23%, adalah mereka yang termasuk dalam kategori lanjut usia tertinggi.

“Dengan demikian, populasi Jawa Barat saat ini cenderung menuju aging population. Ini merupakan indikator positif karena adanya pertambahan usia harapan hidup masyarakat, yang berarti ada peningkatan dalam derajat kesehatan dan kesejahteraan rakyat,” jelas Siska.

Namun, dia juga menekankan bahwa pertambahan jumlah orang lanjut usia membawa kesulitan tersendiri. Orang tua masuk dalamkategori berisiko dikarenakan keadaan tubuh dan kesehatannya yang melemah, sudah tidak produktif, dan beberapa di antaranya membutuhkan perawatan tambahan.

Berdasarkan data dari BPS, angka harapan hidup (AHH) di Jawa Barat telah meningkat menjadi 72,26 tahun bagi pria dan 76,56 tahun bagi wanita. Prestasi ini sebagian besar disebabkan oleh kemajuan dalam bidang pendidikan, pencapaian kesetaraan gender, implementasi program-program kesehatan reproduksi, dan semakin mudahnya masyarakat mengakses berbagai layanan kesehatan. ***

Tinggalkan komentar