– Pemprov Jawa Timur tetap komit menaikkan mutu pendidikan di kalangan pondok pesantren, termasuk menghasilkan ulama yang cerdas secara akademis. Langkah ini direalisasikan melalui skema beasiswa bagi pengajar di pesantren supaya dapat meneruskan pendidikan mereka hingga ke tahapan pascasarjana S2 atau S3, entah di tanah air ataupun negara lainnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan hal itu saat meresmikan penyerahan beasiswa di Islamic Center Surabaya pada hari Selasa, 20 Mei. Dia menekankan bahwa pesantren jangan hanya dipandang sebatas institusi pendidikan keagamaan saja, tetapi juga perlu berkembang menjadi pusat untuk pembinaan ilmu dan teknologi.
“Bagi pesantren yang telah menyediakan institusi pendidikan tinggi, saya mendukung supaya para dosen dapat melanjutkan studi mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mencetak ulama yang tidak hanya menguasai agama tetapi juga memiliki kemampuan akademik yang handal,” ungkap Khofifah.
Hingga saat ini, telah terdapat 14 dosen berasal dari pesantren yang berhasil menuntaskan studi doktor (S3) dengan menggunakan beasiswa dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Di tahun ini sendiri, Pemerintah Provinsi pun memulai pengiriman beberapa mahasiswanya untuk melanjutkan studi master (S2) ke Universitas Al-Azhar di Mesir, sebuah institusi pendidikan Islam tertua dan sangat berprestise di seluruh dunia.
“Tujuannya adalah agar mereka kembali sebagai ulama Azhar, bukan hanya menguasai pengetahuan keagamaan tetapi juga dapat membimbing secara rohani dan memberikan kontribusi di berbagai sektor,” jelas Khofifah.
Dia menyebutkan bahwa tindakan tersebut adalah komponen penting dari rencana utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membentuk generasi mendatang yang tangguh, berkualitas, dan mampu bersaing di skala internasional. Khofifah pun mengundang semua pihak terkait dalam bidang pendidikan, termasuk lembaga pesantren, sekolah-sekolah biasa, para guru, serta orangtua siswa, agar turut ambil bagian dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih baik.
“Semua orang harus terlibat. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan beasiswa, tetapi juga tentang menciptakan peradaban baru melalui pendidikan,” katanya.