– Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi ternyata sangat peduli pada pendidikan karakter bagi murid-murid bermasalah di wilayahnya. Agar dapat membuat perbedaan, dia tidak ragu untuk menerapkan metode yang bisa disebut sebagai “tindakan ekstrem”.
Dengan mengirimkan anak-anak bandel ke asrama militer. Tujuannya adalah memberikan pendidikan kepada karakter mereka dan mendorong timbulnya kesadaran akan kewajiban terkait masa depan yang ada di hadapan mereka.
Menghadapi berbagai dukungan dan kritik? Tentu saja. Meski demikian, jalannya terus dilalui. Di samping itu, guna mengoptimalkan sistem pendidikan, Dedi Mulyadi baru-baru ini menyarankan kepada Kadisdik Jawa Barat agar menerapkan beberapa perbaikan.
Itu dia ungkapkan ketika menyampaikan pidato di hadapan para siswa Sekolah Kebangsaan yang sudah mengikuti program pendidikan karakter di Bale Pakuan Bandung. Terhadap anak-anak didik Jawa Barat, Dedi Mulyadi bertanya tentang perbaikan apa saja yang perlu dilaksanakan.
“Maka itu Bapak Kepala Dinas Pendidikan, hal apa saja yang harus direformasi dalam sistem pendidikan kita?” dia bertanya.
Dedi Mulyadi menyatakan bahwa pendidikan perlu diubah. Menurut dia, sistem pendidikan idealnya tidak cuma mengedepankan aspek akademis, tetapi pengembangan karakter pun sangat dibutuhkan.
“Bila hanya fokus pada bidang studi saja, kita bisa melupakan matematika, fisika, dan kimia, semua akan hilang dari memori,” tambahnya.
Jika menciptakan tokoh yang berkualitas, menurut Dedi Mulyadi, dapat mengapresiasi nilai dari pengetahuan yang disajikan di sekolah.
“Manfaat ilmu biologi itu untuk bidang pertanian. Sedangkan matematika digunakan untuk perhitungan. Perhitungan tersebut diperuntukkan bagi manajemen ekonomi, yaitu cara penyimpanan dan pengambilan,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Dedi Mulyadi, konsumsi yang dilakukan harus kurang dari simpanan yang dibuat.
“Maka dari itu, sekolah harus berubah, jangan terlalu fokus pada hal-hal yang bersifat akademis untuk saat ini,” tandasnya.
Dedi Mulyadi menyerukan pentingnya pendidikan barisan di sekolah. Dia menjelaskan, “Ajari mereka untuk membersihkan sampah yang ditemui di jalan. Ajari juga tentang bertanam dan saling mencintai satu sama lain. Itulah peranan sekolah dalam pengajaran tersebut.”
Dedi berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui platform digital. Menurutnya, hal utama yang harus diajarkan oleh pendidikan adalah disiplin serta rasa cinta dan penghargaan kepada sesama, karena kedua nilai tersebut akan memberi manfaat besar dalam hidup mereka.
“Pengetahuan dapat ditemukan di perpustakaan, namun cinta tak bisa diraih melalui buku-buku atau tampilan digital,” katanya.